Rumah Rempah Manisha Solo

Jahe: Kandungan, Manfaat, Efek Samping, dan Cara Pakai Zingiber officinale | Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia

Disclaimer singkat: Informasi berikut bersifat edukatif. Ensiklopedia jahe ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan diagnosis atau terapi dari tenaga kesehatan. Jika Anda sedang hamil, menyusui, memakai obat pengencer darah, atau memiliki penyakit tertentu, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker.1 2


Mengapa Jahe Begitu Populer?

Jahe adalah rimpang aromatik dari keluarga Zingiberaceae. Aromanya tajam, rasanya hangat—dan manfaatnya dibicarakan di mana-mana. Sejak lama, jahe digunakan dalam minuman tradisional seperti wedang jahe, sekoteng, dan bandrek; dimana bandrek tradisional sering dipadukan dengan serai untuk aroma segar. Selain itu jahe sering digunakan juga sebagai tambahan bumbu masakan, hingga jamu.

Bukti ilmiah modern terutama kuat pada keluhan mual (misalnya mual kehamilan dan mabuk perjalanan) serta nyeri sendi tertentu; manfaat lain masih memerlukan bukti klinis yang lebih konsisten.1 3 4


Identitas, Varietas, dan Ciri Botani

Nama latin: Zingiber officinale Roscoe. Nama lokal: jahe gajah (putih besar), jahe emprit (putih kecil), jahe merah.

Morfologi singkat: rimpang bercabang dengan serat halus; warna krem hingga kemerahan (pada jahe merah). Batang semu dari pelepah daun, daun lanset hijau mengilap. Tanaman tumbuh baik di iklim tropis lembap pada tanah gembur berdrainase baik.5


Jahe rimpang bersih, jahe rajang, jahe kering, dan jahe bubuk di atas meja kayu

Zat Aktif: Apa yang Membuat Jahe “Bekerja”?

Senyawa non-volatile (tidak mudah menguap)

Minyak atsiri (volatile)

Ingin mendalami standar kandungan & kualitas simplisia jahe? Lihat monograf EMA/HMPC (ringkas, padat, dan teknis) di sini: monograf “Zingiberis rhizoma” (EMA/HMPC).1


Bagaimana Jahe Bekerja di Tubuh?

Untuk gambaran farmakologi yang “encyclopedic”, WHO menyediakan ringkasan botani, kimia, hingga keamanan: WHO Monographs on Selected Medicinal PlantsZingiber officinale.5


Apa Kata Penelitian Klinis?

1) Mual pada kehamilan (NVP)

Beberapa tinjauan sistematis dan uji klinis menyimpulkan jahe dapat mengurangi intensitas mual dan frekuensi muntah pada trimester awal, dengan profil keamanan yang baik bila digunakan dalam dosis wajar dan jangka pendek.7 3 Baca ringkasan ilmiah populer untuk konsumen dari NIH: profil “Ginger” (NCCIH).5

2) Mual pascaoperasi & mabuk perjalanan

Efektivitasnya cukup menjanjikan, walau hasil studi bervariasi antar-populasi dan dosis. Beberapa uji RCT menunjukkan penurunan mual setelah operasi dan selama perjalanan laut/udara, namun tidak selalu konsisten pada semua gejala (mis. muntah).1 3

3) Nyeri sendi (osteoartritis)

Meta-analisis RCT menunjukkan penurunan nyeri ringan-sedang pada sebagian pasien osteoartritis yang mengonsumsi ekstrak jahe terstandar, khususnya setelah penggunaan beberapa minggu. Efeknya tidak setara analgesik konvensional, tetapi bisa menjadi pilihan pendamping gaya hidup aktif dan terapi standar.4

4) Metabolik (gula darah, lipid, berat badan)

Temuan masih beragam dan sering berbasis studi kecil; belum cukup untuk rekomendasi klinis kuat. Anggap sebagai area riset yang berkembang, bukan “obat pasti”.2


Bentuk, Cara Pakai, & Dosis (Dewasa Sehat)

Catatan penting: Dosis di bawah bersifat rujukan dari monograf; selalu ikuti label produk, dan hentikan bila muncul keluhan yang mengganggu.1 6

Bentuk umum:

Kisaran dosis rujukan:

Cara seduhan ringkas (wedang jahe):

  1. Iris 2–3 cm jahe (±10–15 g segar), geprek ringan.
  2. Seduh dengan 200–250 ml air panas 95 °C selama 10–15 menit.
  3. Saring; boleh tambah madu atau perasan jeruk nipis.
  4. Minum hangat; amati respons tubuh.

Keamanan, Kontraindikasi, & Interaksi

Efek samping yang mungkin muncul: mulas, rasa panas ulu hati, perut tidak nyaman, atau iritasi mulut/ kulit (pada pemakaian topikal). Umumnya ringan dan sementara.1 2

Kelompok & kondisi yang perlu perhatian khusus:

Interaksi obat yang perlu diwaspadai:


Mutu, Regulasi, & Penyimpanan


Budidaya Singkat & Pascapanen (untuk Pembaca yang Ingin Mandiri)


Tips Memilih & Menggunakan Jahe


FAQ Singkat

1) Apakah jahe aman untuk ibu hamil? Umumnya ya untuk mual awal kehamilan dalam dosis wajar dan jangka pendek; tetap konsultasikan, terutama bila ada faktor risiko kehamilan.7

2) Benarkah jahe “mengencerkan” darah? Ada kekhawatiran teoretis dan laporan terbatas; kehati-hatian diperlukan bila Anda memakai antikoagulan/antiplatelet, akan operasi, atau memiliki gangguan perdarahan.2

3) Dosis yang lazim untuk mual perjalanan? Serbuk/rimpang kering total 0,5–2 g per hari, bisa diawali 30–60 menit sebelum berangkat; ikuti label bila menggunakan sediaan ekstrak.1 3

4) Apakah jahe efektif untuk nyeri sendi? Bisa membantu sebagian orang dengan osteoartritis menurunkan nyeri ringan-sedang—namun efeknya bukan “sekuat obat”.4

5) Bolehkah diminum setiap hari? Pada orang sehat, penggunaan kuliner harian umumnya aman. Untuk penggunaan sebagai “suplementasi” harian, dimana jahe juga merupakan salah satu dari 7 rempah penambah imun tetap gunakan dosis wajar dan evaluasi manfaat-risiko secara berkala1 2. Baca juga


Ringkasan Cepat

Jahe adalah herbal serbaguna dengan dukungan bukti paling kuat pada mual (termasuk mual kehamilan) dan nyeri sendi ringan-sedang. Pilih produk yang jelas standar mutunya, gunakan dosis wajar, dan jangan abaikan kondisi khusus serta interaksi obat. Untuk referensi teknis ringkas, lihat EMA/HMPC; untuk panduan konsumen yang mudah, rujuk NCCIH; untuk landasan botani-farmakologi klasik, lihat WHO; dan untuk standar mutu di Indonesia, rujuk Farmakope Herbal Indonesia.1 2 5 8



  1. EMA/HMPC (2012). Zingiberis rhizoma — Community herbal monograph

  2. NCCIH/NIH (2023). Ginger: In Depth

  3. Lete I & Allué J. (2016). Effectiveness of ginger in prevention of nausea and vomiting

  4. Bartels EM, dkk. (2015). Ginger for osteoarthritis: a meta-analysis of randomized controlled trials

  5. WHO (1999). Monographs on Selected Medicinal Plants: Zingiber officinale

  6. American Herbal Pharmacopoeia (2017). Ginger Rhizome—Quality Control, Therapeutics, and Safety

  7. Cochrane Collaboration (2015). Ginger for nausea and vomiting in pregnancy

  8. BPOM RI (2017). Farmakope Herbal Indonesia (Edisi II): Jahe (Zingiber officinale)

#jahe #tanaman-obat